Thresh -The Chain Warden-

“Pikiran manusia
adalah hal menakjubkan yang bisa dihancurkan.”
~ Thresh



Cerita datang
dari masa lalu, Thresh semasa masih hidup dulu adalah seorang anggota sebuah
ordo yang gemar untuk memperoleh ilmu pengetahuan sebanyak mungkin. Pemimpin
ordo ini menungaskannya untuk menjaga sebuah ruang bawah tanah tersembunyi yang
diisi oleh artifak sihir yang berbahaya. Thresh sudah dianggap memiliki
kapabilitas untuk melakukan tugas tersebut berkat ilmu dan pengetahuan yang dia
kuasai.
Tempat yang
dijaga oleh Thresh terkubur dalam sekali di bawah sebuah benteng di tengah
pulau yang dilindungi dan dirantai oleh segel rahasia, dan kunci sihir. Lamanya
waktu yang Thresh habiskan menjaga tempat tersebut membuatnya perlahan mulai
terinfeksi oleh pengaruh yang diberikan oleh artifak tersebut. Hingga akhirnya
setelah bertahun-tahun lamanya, kekuatan sihir mulai mempengaruhi ketakutan
Thresh, dan semakin kuat dengan Thresh yang semakin ketakutan.
Kepicikan Thresh
muncul di sini, talentanya dimanfaatkan untuk berbuat curang. Dia perlahan
merobek buku sihir kehidupan, kemudian memperbaikinya lagi dengan rapih seperti
tidak pernah dibuka sebelumnya. Dia menggores sebuah gelas kaca yang telah
diikat dengan sebuah ingatan dari penyihir kuno, menjebak si penyihir dalam
kegelapan, hanya untuk kemudian memolesnya dan membuatnya tampak baru,
berulang-ulang. Mengingat tujuan dari setiap mantera adalah untuk digunakan,
Thresh tidak pernah melakukan hal tersebut dan sebisa mungkin menghindari
mantera yang baru saja dia pelajari terucap dari lidahnya.
Dia menjadi sudah
terbiasa dan handal untuk menutupi semua alibi dan juga bukti dari semua
kejahatan yang dia lakukan, sehingga tidak ada satupun orang yang mencurigainya.
Tempat sakral itu kini sudah berubah drastis tanpa seorangpun tahu bahwa semua
yang ada di dalamnya sudah menyatu dengan Thresh, dan artifak tersebut perlahan
hilang dari ingatan ordo itu sendiri, sehingga hanya Thresh yang tahu.
Dia menyatakan
bahwa dia tidak suka menyembunyikan ini semua. Semua yang dia lakukan berbau
iblis dan kejahatan. Sampai akhirnya terbesit di pikirannya mengapa tidak
biarkan semuanya bebas?
Tempat itu
berisikan banyak sekali artifak, tapi tidak ada satupun manusia yang mampu
bertahan lama di dalamnya, sampai suatu hari terdapat sebuah orang yang
dirantai dan dimasukkan ke dalamnya. Dia adalah seorang penyihir yang sudah
tenggelam terlalu dalam pada sihir yang dia kuasai, sehingga dia memiliki
kemampuan untuk bisa menumbuhkan kembali dagingnya, tak peduli separah apa
lukanya.
Thresh senang
sekali mendengar hal itu. Ada seseorang yang mampu bertahan dari penderitaan,
namun tidak akan merasakan kesakitan. Dia bisa bertahan di dalam sana
bertahun-tahun lamanya. Sampai kemudian Thresh melakukan sebuah percobaan
dengan cara menguliti si penyihir tersebut dengan sebuah kait, dan menggunakan
rantai untuk menarik dagingnya kemudian dibiarkan terbuka sampai kembali pulih
dengan sendirinya. Dia menggunakan rantai tersebut sambil berpatroli mengawasi
tempat sekitar dan meninggalkan si penyihir berada di dalamnya.
Dengan banyaknya
hal yang Thresh lakukan di sana, dia sudah semakin menyimpang dari perintah
yang sebetulnya dia terima. Dia sudah mulai terbiasa menggunakan rantai berkait
bahkan untuk mengambil makannya. Kulitnya mulai rusak dan memudar seiring
dengan tidak pernahnya dia terkena sinar matahari, wajahnya juga tidak bisa
memancarkan apapun lewat kepucatannya. Anggota ordo lainnya semakin
menjauhinya, hingga terdengar banyak sekali kabar bahwa banyak para anggota
yang hilang entah ke mana, mereka tidak pernah memeriksa tempat Thresh.
Suatu hari,
terjadi sebuah bencana alam yang menyebabkan keruntuhan dan energi magis yang
terbebas dari tempat di mana sebelumnya terkurung. Sampai banyak orang yang
mati karena besarnya gelombang sihir yang dihasilkan. Tapi tidak dengan Thresh.
Dia bangkit dari alam kematian dan tubuhnya berubah total. Terlihat dari
auranya, Thresh menjadi semakin ganas dengan kesenangannya menyiksa.
Thresh yang sadar
dengan apa yang telah terjadi pada dirinya mulai memulai tujuannya untuk tetap
menyiksa mereka yang hidup dan yang mati. Thresh menginginkan jiwa mereka yang
hidup dan yang mati untuk dia ambil dan mendapatkan keabadian dari penderitaan.
Sekarang Thresh
hanya mencari korban tertentu: mereka yang cerdas dan juga sabar. Tujuannya
adalah dia ingin mendaptkan kenikmatan dari menyiksa mereka semua sampai titik
terakhir harapan yang bisa mereka harapkan habis, sebelum akhirnya mati oleh
rantainya.
Pulsefire Thresh
Dark Star Thresh Chromas
Antimatter
High Noon Thresh Chromas
Comments
Post a Comment